Merdeka.com - Serangkaian aksi teror terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Teror bermula dari ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GP...
Merdeka.com - Serangkaian aksi teror terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Teror bermula dari ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Arjuna, tidak lama berselang ledakan kembali terjadi di GKI Diponegoro.
Dan terakhir giliran Gereja Santa Maria Tak Bercela dibom terduga teroris.
"Dalam waktu singkat, kita sudah bisa mengungkap pelakunya satu keluarga atas nama Saudara Dita, berikut istri dan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan yang terlibat dalam serangan itu. Kita sudah mengidentifikasi kelompoknya, yaitu JAD dari sel Surabaya," ungkap Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mapolda Jatim, Senin (14/5).
Kapolri menambahkan selain Surabaya, di tingkat internasional aksi teror juga terjadi di Paris.
Rangkaian aksi teror baik tingkat Internasional dan juga dalam negeri dipicu oleh terpojoknya ISIS di Suriah. ISIS langsung menginstruksi sel-sel dibawahnya untuk bergerak.
Kemudian, lanjut Kapolri, untuk motif teror di Surabaya ada kaitan dengan Aman Abdurrahman. Aman yang saat ini tengah menjalani proses hukum dan dalam masa persidangan kasus bom Thamrin beberapa waktu lalu merupakan pimpinan JAD cabang Surabaya.
"Aman Abdurrahman, yang ditahan dalam kasus pendanaan dan pelatihan paramiliter bersenjata di Aceh, kemudian yang bersangkutan divonis dan harusnya keluar bulan Agustus lalu kemudian ditangkap kembali karena diduga keras terkait dengan perencanaan, pendanaan, kasus bom Thamrin di Jakarta awal tahun 2016," ungkapnya.
Usai Aman dibekuk Densus, tampuk kepemimpinan kelompok JAD beralih ke Zaenal Anshori. Pun Zaenal diciduk Densus terkait pendanaan untuk memasukan senjata api dari Filipina ke Indonesia.
"Otomatis proses hukum yang bersangkutan dan itu membuat kelompok-kelompok jaringan JAD yang ada di Jawa Timur, termasuk yang ada di Surabaya ini, memanas dan ingin melakukan pembalasan," bebernya.
Reaksi kemarahan kelompok tersebut tidak sampai di situ, dihari yang sama ledakan juga terjadi di Lantai 5 Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo.
Usut punya usut bomber Surabaya masih satu jaringan yakni kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cabang Surabaya.
"Pelaku Anton ini merupakan teman dekat Saudara Dita, pelaku bom bunuh diri di Gereja di Jl Arjuna. Mereka aktif berhubungan dan pernah berkunjung ke lapas napi terorisme tahun 2016," bebernya.
Belum rampung proses penyidikan, bom kembali meledak di Mapolrestabes Surabaya. Bom dibawa oleh lima orang yang mengendarai dua sepeda motor. Para pelaku masih satu keluarga.
Kemudian timbul pertanyaan, kenapa wilayah Surabaya dan Sidoarjo yang 'disikat' terduga teroris.
"Yang nanya kenapa aksinya di Surabaya, ya karena mereka menguasai daerah ini. Kenapa mereka melakukan ini, karena pimpinan mereka di Jawa Timur ditangkap, selain Aman Abdurrahman ditahan di Mako Brimob, juga karena instruksi dari ISIS sentral yang terdesak," terangnya. [rhm]
COMMENTS